Join Yuwieee  

Posted by Muhammad Irsyad

follow this link
gabung ma yuwiee

bisa ngeblog, video, de el el, wlo ga sekaya facebook situsnya.. tapi kereen j

lagian loom nge-boom kayak fb, kan loom berat konektifitasnya.... bisa chat juga... bisa ngeblog, video, kayak website ndiri tapi social network... dan layoutnya juga rame... coba deeh klik tulisan gabung ma yuwiee yang diatas atau http://r.yuwie.com/moeirsyad/

Besaran dan Satuan  

Posted by Muhammad Irsyad

A. Pengertian Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat.
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Secara Langsung
Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.
2. Secara tidak langsung
Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai besaran yang diukur.
Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus diperhatikan antara lain :
- alat ukur yang dipakai
- aturan angka penting
- posisi mata pengukuran (paralax)
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar x0. Kesalahan dapat digolongkan menjadi tiga golongan :
1. Keteledoran
Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang terampil menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang melibatkan banyak komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang kecil.
2. Kesalahan sistmatik
Adalah kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kuantitatif), contoh : kesalahan pengukuran panjang dengan mistas 1 mm, jangka sorong, 0,1 mm dan mikrometer skrup 0,01 mm
3. Kesalahan acak
Merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bialangan (kualitatif),
Contoh :
- kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran panjang
- pengabaian pengaruh gesekan udara pada percobaan ayunan sederhana
- pengabaian massa tali dan gesekan antar tali dengan katrol pada percobaan hukum II Newton.
Ketidakpastian pada Pengukuran
Ketika mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian. Ketidakpastian ini disebabkan oleh beberapa hal misalnya batas ketelitian dari masing-masing alat dan kemampuan dalam membawa hasil yang ditunjukkan alat ukur.
Beberapa istilah dalam pengukuran:
· Ketelitian (accuracy)
adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar X0
· Kepekaan
adalah ukuran minimal yang masih dapat dideteksi (dikenal) oleh instrumen, misal galvanometer memiliki kepekaan yang lebih besar daripada Amperemeter / Voltmeter
· Ketepatan (precision)
adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama.
· Presisi
berkaitan dengan perlakuan dalam proses pengukuran, penyimpangan hasil ukuran dan jumlah angka desimal yang dicantumkan dalam hasil pengukuran.
· Akurasi
yaitu seberapa dekat hasil suatu pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya.
Ketelitian alat ukur panjang
1. Mistar : 1 mm
Mistar berskala terkecil memiliki memiliki ketelitian sampai 0,5 mm atau 0,05 cm. Ketelitian alat untuk satu kali adalah setengah skala terkecil.
clip_image002
Panjang benda melebihi 8,7 cm
Panjang kelebihan ditaksir 0,05 cm
Hasil pengukuran panjang 8,75 cm
Batas ketelitian ½ x 1 mm = 0,5 mm
2. Jangka Sorong : 0,1 mm
Jangka sorong memiliki ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,1 cm. Jangka sorong terdiri dari rahang tetap yang berskala cm dan mm, dan rahang sorong (geser) yang dilengkapi dengan skala nonius yang panjangnya 9 mm dan dibagi dalam 10 m skala. Panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm.
Benda skala antara rahang utamadengan rahang sorong adalah 0,1mm sehingga ketidakpastian dari jangka sorong adalah ½ x 0,1 mm = 0,005 mm
clip_image004
Contoh:
clip_image006Sebuah benda diukur dengan jangka sorong dengan kedudukan skala seperti pada gambar, maka panjang benda:
Skala Utama = 26 mm
Skala nonius 0,5 mm
Batas ketelitiannya ½ skala terkecil = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm
3. Mikrometer sekrup 0,01 mm
clip_image008
Mikrometer skrup memiliki ketelitian sampai 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer skrup juga memiliki dua skala , yaitu skala utama yang berskala mm (0,5 mm) dan skala nonius yang terdapat pada selubung luar. Skala nonius memiliki 50 bagian skala yang sama. Bila diselubung luar berputar berputar satu kali, maka poros berulir (rahang geser) akan maju atau mundur 0,5 mm. Bila selubung luar berputar satu bagian skala, maka poros berulir akan maju atau mundur sejauh 0,02 x 0,5 mm = 0,01 mm, sehingga kepastian untuk mikrometer sekrup adalah ½ x 0,01 mm = 0,005 mm untuk pengukuran tungga. Pelaporan hasil pengukuran adalah (X ± DX).
Cara meningkatkan ketelitian antara lain:
1. Waktu membaca alat ukur posisi mata harus benar
2. Alat yang dipakai mempunyai ketelitian tinggi
3. Melakukan pengukuran berkali-kali
Pengukuran dengan jangka sorong






clip_image011



clip_image012
Cara menentukan / mebaca jangka sorong:
  1. Angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius adalah 2,1 cm dan 2,2 cm.
  2. Garis nonius yang tepat berhimpit dengan garis skala utama adalah garis ke-5, jadi x = 2,1 cm + 5 x 0,01 cm = 2,15 cm (dua desimal)
Karena ketidakpastian clip_image014 jangka sorong = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasilpengukuran jangka sorong :
clip_image016
clip_image017Cara menentukan / membaca Mikrometer Sekrup
clip_image018
  1. Garis skala utama yang berdekatan dengan tepi selubung luar 4,5 mm lebih.
  2. Garis mendatar pada selubung luar yang berhimpit dengan garis skala utama.
X = 4,5 mm + 47 x 0,01 mm = 4,97 mm (dua desimal)
Ketidakpastian clip_image014[1] mikrometer sekrup ½ x 0,01 mm = 0,005 mm
Jadi hasil pengukurannya clip_image020

Zat dan Wujudnya  

Posted by Muhammad Irsyad

zat dan wujudnya

  1. “Cuplikan Pengetahuan Fisika” menyajikan sedikit cuplikan tentang fisika ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Oke nih, Good Luck, ya!Cuplikan Pengetahuan Fisika Materi :Kompetensi Dasar : ♣ Menetapkan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. ♣ Mendeskripsikan sifat-sifat zat padat, cair, dan gas berdasarkan wujudnya dan penerapannya. Indikator : ♣ Menyimpulkan dari percobaan bahwa massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat. ♣ Menghitung massa jenis suatu zat. ♣ Menggunakan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. ♣ Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat. ♣ Menafsirkan susunan dan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran. ♣ Membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan. ♣ Mengkaitkan peristiwa kapilaritas, meniskus cembung dan meniskus cekung dengan peristiwa alam yang relevan.
  2. Ã Massa Jenis Zat (materi) adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Setiap zat mempunyai bentuk dan berat. Kita biasa menggunakan istilah “berat” dan “ringan” untuk menyatakan massa suatu benda. Massa suatu benda adalah ukuran banyaknya zat yang terkandung di dalam benda itu. Ruang yang ditempati oleh suatu benda biasa disebut volume. Setiap benda mempunyai volume tertentu. Kerapatan suatu zat disebut massa jenis. Massa jenis merupakan ciri khas suatu zat.
  3. Dengan diketahui massa jenis suatu zat dapat ditentukan jenis zatnya itu. Massa jenis () adalah massa (m) dibagi volume (v) atau  = massa jenis zat ; satuannya kg/m³ m= massa zat ; satuannya kg v = volume zat ; satuannya m³ Secara matematis, zat dapat dirumuskan sebagai berikut : = m Satuan massa jenis = Satuan massa = kg v Satuan volume m ³ Satuan massa jenis dalam sistem MKS adalah kg/m ³ dan dalam cgs adalah g/cm ³
  4. Tabel massa jenis berbagai macam zat : No. Nama zat Massa jenis Keterangan g/cm³ kg/m³ 1. Besi (tuang) 7,8 - 7,9 7,8 - 7,9 x 10 ³ Suhu 20 °C (tempa) 6,7 - 7,6 6,7 - 7,6 x 10 ³ 2. Nikel 8,9 8,9 x 10 ³ 3. Platina 21,4 21,4 x 10 ³ 4. Tembaga 8,9 8,9 x 10 ³ 5. Aluminium 2,7 2,7 x 10 ³ 6. Perak 10,5 10,5 x 10 ³ 7. Emas 19,3 19,3 x 10 ³
  5. No Nama Zat Massa Jenis Keterangan g/cm³ kg/m³ 8. Baja 6,9 - 8,9 6,9 - 8,9 x 10 ³ Suhu 15 ºC 9. Batu (bata) 1,4 - 2,0 1,4 - 2,0 x 10³ (basal) 2,7 - 3,2 2,7 - 3,2 x 10 ³ 10. Garam dapur 2,17 2,17 x 10 ³ 11. Gula (tebu) 1,61 1,61 x 10 ³ 12. Gelas (botol) 2,6 - 2,8 2,6 - 2,8 x 10 ³ (kristal) 3,1 - 3,9 3,1 - 3,9 x 10 ³ 13. Kayu (albamus) 1,26 1,26 x 10 ³ (balsa) 0,15 0,15 x 10 ³ 14. Kuningan 8,4 - 8,7 8,4 - 8,7 x 10 ³ 15. Pasir (halus dan kering) 1,4 - 1,65 1,4 - 1,65 x 10 ³ (halus dan basah) 1,9 - 2,0 1,9 - 2,0 x 10 ³
  6. No. Nama Zat Massa Jenis Keterangan g/cm³ kg/m³ 16. Air 1,0 1,0 x 10 ³ Suhu 15 ºC 17. Air laut 1,03 1,03 x 10 ³ 18. Alkohol (Etanol)) 0,79 0,79 x 10 ³ 19. Bensin 0,72 - 0,76 0,72 - 0,76 x 10 ³ 20. Es 0,92 0,92 x 10 ³ 21. Susu 1,03 1,03 x 10 ³
  7. No. Nama Zat Massa Jenis Keterangan g/cm³ Kg/m³ 22. Oksigen 0,00143 1,43 Suhu 0 ºC Tekanan 76 23. Hidrogen 0,00009 0,090 cmHg 24. Nitrogen 0,00125 1,25 25. Argon 0,00178 1,78 26. Helium 0,000179 0,179
  8. 1. Sebuah kubus massa 62 gr dan volumenya 8 cm³. Hitunglah massa jenis kubus tersebut! Diketahui : massa (m) = 62 g Volume (v) = 8 cm³ Maka :  = m = 62 = 7,75 g/cm³ v 8 (dalam bentuk cgs) Sedangkan dalam MKS  = m x 1.000 = 62 x 1.000 v 8 = 7,75 x 1.000 kg/m³
  9. 1. Perhatikan gambar balok di samping ini! Tentukan massa jenisnya! Diketahui : - massa = 2 kg - tinggi (t) = 5 cm = 0,05 m - luas alas (A) = 2 cm² = 0,0002 m² - maka volume (v)= t x A = 0,05 m x 0,0002 m² = 0,00001 m³ Sehingga  = m = 2 kg = 200.000 kg = 200.000 kg/m³ v 0,0001 m³ 1 m³
  10. Contoh : • Sebuah kubus panjang rusuknya 2 m, setelah ditimbang massanya 150 kg. Berapakah massa jenis kubus tersebut ? Diketahui : panjang rusuk = 2m Maka volume (v) = sxsxs=2m x2mx Massa (m) = 150 kg Maka :  = m = 150 = 18,75 kg/m³ v 8
  11. 4. Sebuah batu bata memiliki ukuran panjang 24 cm, lebar 11 cm dan tinggi 4 cm. Setelah ditimbang, ternyata massa batu bata itu 1.584 g. Hitunglah massa jenis batu bata itu. Nyatakan jawabanmu dalam satuan g/cm ³ dan dalam satuan kg/m ³. Jawab : v = p xl xt = 24 cm x 11 cm x 4 cm = 1.056 cm ³ a) = m/v = 1.584 g/1.056 cm ³ b) = 1,5 g/cm ³ = 1,5 g/1 cm ³ = 1,5 x 10 ˉ³ kg/1 x 10 ˉ6 m ³ = 1,5 x 10 ³ kg/m ³
  12. 5. Berapa kg massa bensin sebanyak 5 liter apabila massa jenis bensin 0,75 x 10 kg/m ³ ? Diketahui : v = 5 liter = 5 x 10 ˉ³ m ³ Jawab : m =  x v = 0,75 x 10 ³ kg/m ³ x (5 x 10 ˉ³ m ³) = 3,75 kg.
  13. Massa jenis zat cair dapat diukur secara langsung dan secara tidak langsung. Mengukur massa jenis zat cair secara langsung dengan menggunakan alat hidrometer. Alat itu berupa tabung kaca berskala dan bagian bawahnya diberi pemberat. Cara menggunakan alat ini yaitu dengan cara memasukkannya dalam zat cair yang ingin diketahui massa jenisnya. Massa jenis zat cair dapat diketahui secara langsung dari skala yang segaris dengan permukaan zat cair.
  14. Pengukuran massa jenis suatu zat cair secara tidak langsung dapat menggunakan alat piknometer. Alat itu berupa bejana kaca dengan sumbat kaca yang tepat (pas). Cara menggunakan alat piknometer ini sebagai berikut. Zat cair yang akan dicari massa jenisnya dimasukkan dalam alat tersebut sampai penuh, kemudian ditimbang. Dari proses ini akan diketahui massa dan volume zat cair tersebut (volume zat cair = volume piknometer). Selanjutnya, dapat dihitung massa jenis zat cair tersebut dengan menggunakan rumus massa jenis.
  15. Piknometer A. B. Hidrometer di dalam air Hidrometer di dalam gliserin
  16. b WuJud Zat Zat menurut wujudnya terdiri dari zat padat, cair, dan gas. Zat adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Cara membuktikan zat memiliki massa dapat dilakukan dengan cara menimbang atau mengukur massa dengan timbangan atau neraca. Cara membuktikan zat menempati ruang dapat dilakukan dengan cara memasukkannya pada suatu wadah.
  17. Zat dapat berubah wujudnya, seperti: a. padat menjadi cair yang disebut mencair atau melebur, b. padat menjadi gas yang disebut menyublim, c. cair menjadi padat yang disebut membeku, d. cair menjadi gas yang disebut menguap, e. gas menjadi padat menghablur/menyublim, dan f. gas menjadi cair yang disebut mengembun.
  18. Perubahan zat secara fisika yaitu perubahan zat yang tidak menyebabkan terjadinya zat baru. Contohnya perubahan wujud, bentuk, dan melarut. Perubahan zat secara kimia yaitu perubahan zat Yang menyebabkan terjadinya zat baru. Contohnya pembakaran, perkaratan, pelapukan, pernapasan, peragian dan pembusukan.
  19. Partikel adalah bagian dari zat yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat. Ciri partikel zat padat : • letaknya sangat berdekatan dan susunannya teratur b. tidak bergerak bebas c. tarik menariknya sangat kuat d. akibat dari a, b, c, itu zat padat bentuk dan volumenya tetap..
  20. Ciri partikel zat cair : • letaknya agak berdekatan, susunannya tidak teratur b. dapat bergerak c. tarik menariknya kurang kuat d. akibat dari a, b, c, menyebabkan bentuknya berubah sesuai wadahnya dan volumenya tetap.
  21. Ciri partikel gas : • letaknya sangat berjauhan, tidak teratur • tarik menariknya sangat lemah • dapat bergerak bebas • akibat dari a, b, c menyebabkan bentuknya berubah dan volumenya berubah sesuai dengan ruangnya.
  22. Kohesi adalah gaya tarik menarik di antara partikel-partikel yang sejenis. Contoh : • pada sebuah gelas terjadi tarik menarik antara partikel - partikel gelas b. pada air terjadi tarik menarik antara partikel- partikel air • pada raksa terjadi tarik menarik antara partikel- partikel raksa.
  23. Adhesi adalah gaya tarik menarik di antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Contoh : • pada gelas yang diisi air terjadi gaya tarik menarik antara partikel-partikel gelas dengan partikel-partikel air • pada gelas yang diisi raksa terjadi gaya tarik menarik antara partikel-partikel gelas dengan partikel-partikel air • pada papan tulis dengan kapur terjadi gaya tarik menarik antara partikel-partikel papan tulis dengan partikel kapur • pada kertas dengan pensil terjadi gaya tarik menarik antara partikel-partikel kertas dengan partikel-partikel pensil.
  24. Meniskus cekung yaitu permukaan air yang ada digelas yang mencekung,akibat adhesi (partikel gelas dengan partikel air) lebih kuat daripada kohesi (partikel air). Akibat dari meniskus cekung yaitu zat cair akan membasahi dinding wadahnya. Meniskus cembung yaitu Permukaan raksa yang ada di gelas yang mencembung, akibat kohesi (partikel raksa) lebih kuat adhesinya (partikel raksa dan partikel gelas). Akibat dan meniskus cembung yaitu zat tidak akan membasahi dinding wadah. Contohnya raksa pada gelas, air pada daun talas.
  25. Peristiwa naiknya zat cair pada pembuluh atau celah kecil disebut Kapilaritas. Air pada pembuluh atau celah kecil akan lebih tinggi dari yang lainnya, akibat adhesi (partikel air dan partikel gelas) lebih besar dari kohesinya (partikel air). Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih rendah dari yang lebih besar lainnya, akibat kohesinya (partikel raksa) lebih besar daripada adhesinya (partikel raksa dan partikel gelas).
  26. Contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari : a. Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor dapat menyala b. Naiknya minyak tanah pada sumbu lampu taplok/tempel sehingga lampu itu menyala c. Naiknya air ke tembok pada musim hujan sehingga tembok menjadi basah d. Naiknya air tanah melalui akar dengan pembuluh-pembuluh tumbuhan e. Air menggenang dapat diserap dengan kain pel, spons, atau kertas isap f. Cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis atau kertas isap.
  27. Bejana berhubungan adalah dua atau lebih bejana-bejana yang saling berhubungan. Bunyi hukum bejana berhubungan : Jika bejana berhubungan diisi dengan zat cair yang sama, maka dalam keadaan seimbang, permukaan zat dalam bejana itu terletak pada satu bidang datar. Hukum bejana berhubungan tidak berlaku jika bejana diisi dengan zat cair yang berbeda.
  28. Pemanfaatan dari prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari : • Permukaan air dalam mulut teko sama tinggi dengan permukaan air pada bagian di bawah tutup teko, sehingga jika teko diisi air tidak tumpah. b. Waterpas alat untuk menyamakan tinggi atau meratakan tembokan bangunan. c. Penggalian air ledeng (PAM). d. Air mancur.
  29. Hukum bejana berhubungan tidak berlaku bagi bejana berukuran pipa kapiler. Kegunaan dari sifat, wujud dan massa jenis zat : • Dapat membedakan antara satu zat dengan zat lainnya • Dapat memanfaatkan sifat-sifat zat untuk kepentingan manusia.
  30. C unsur dan senyaWa Menurut susunan kimianya zat terdiri dari unsur, senyawa dan campuran. Unsur adalah zat tunggal/murni yang Tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain dengan reaksi kimia biasa. Contoh unsur Hidrogen (H), Helium (He), Nitrogen (N) Oksigen (O), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Silikon (Si), belerang (S), perak (Ag), Raksa (Hg), emas (Au), Aluminium (Al) dan sebagainya.
  31. Senyawa ialah zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur melalui reaksi kimia dengan perbandingan massa yang tetap. Pada senyawa tidak ada sifat-sifat unsur pembentuknya lagi. Contoh senyawa adalah air. Air adalah senyawa yang terbuat dari oksigen (O) dan Hidrogen (H).
  32. a gan zat yang jenisny Campur an ialah gabun ampuran lam c berlainan . Zat-zat di da ia. Zat-zat di dalam kim tidak m engalami reaksi mpunyai campuran masih dapat me g. n sifatny a masing-masin campuran gula dengan air da alah Con toh campuran i ir. a campur an kopi dengan n atau serba sama disebut oge Cam puran yang hom gal bersifat homogen. larutan. Semua zat tung
  33. Senyawa adalah zat tunggal sebagai Tabel Senyawa : gabungan dari beberapa unsur. Nama Senyawa Unsur Penyusun Gula C, O, dan H Garam dapur Na dan CI Kapur Ca, C, dan O Karbondioksida C dan O Karat besi Fe dan O Dan sebagainya
  34. d teori atoM dan Molekul Teori Atom pertama kali dikemukakan oleh ahli-ahli filsafat diantaranya Demokritus. Teori ini mengemukakan bahwa segala zat terdiri atas partikel- partikel yang sangat kecil yang disebut atom. Kata atom berasal dari kata Yunani, atomos yang artinya “tidak dapat dibagi-bagi”.
  35. Kemudian teori atom dikembangkan oleh John Dalton yang mengemukakan bahwa atom ialah partikel terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan cara kimia. Suatu unsur terdiri atas atom- atom yang sama. Atom-atom berkumpul membentuk satu kesatuan yang disebut molekul.